Seks adalah urusan personal sehingga
sangat tidak etis menanyakan berapa kali seseorang pernah gonta-ganti
pasangan seks. Namun bagi yang iseng, ada cara mudah dan terpercaya
untuk memperkirakannya yakni dengan melihat huruf terakhir pada namanya.
Kate Middleton misalnya, dalam 9 tahun
terakhir hanya dekat dengan Pangeran William sebelum akhirnya
bertunangan pada akhir 2010. Sebagai tunangan seorang bangsawan, Kate
yang namanya diakhiri huruf ‘e’ dapat diperkirakan akan punya kehidupan
seksual yang lurus-lurus saja.
Bandingkan dengan diva pop Christina
Aguilera yang akhirnya bercerai dengan Jordan Bratman meski baru 5 tahun
menikah. Dengan nama yang diakhiri huruf ‘a’ Christina lebih punya
bakat untuk gonta-ganti pasangan, bahkan tak menutup kemungkinan kelak
akan bercerai lagi dengan pasangan barunya.
Asumsi dan perkiraan tersebut
tidak mengada-ada, sebab ada sebuah penelitian di Prancis yang
membuktikan huruf terakhir pada nama seseorang berhubungan dengan
perilaku seksualnya. Dikutip dari The Sun, Minggu (2/1/2011), seseorang
terutama perempuan, punya kecenderungan gonta-ganti partner seks ketika
namanya diakhiri huruf ‘a’.
Menurut penelitian tersebut, perempuan
yang namanya diakhiri huruf ‘a’ rata-rata berganti partner seks 4,4
kali sebelum akhirnya bertemu dengan pasangan sehidup sematinya. Jika
dirinci, nama Laura, Tania dan Lola paling sering ganti partner,
masing-masing dengan rerata 9,7 kali, 9,6 kali dan 9,5 kali.
Sebaliknya nama perempuan yang paling
jarang berganti pasangan seks biasanya diakhiri dengan konsonan alias
huruf mati, atau vokal ‘e’. Sebagai contoh nama perempuan yang diakhiri
huruf ‘e’ misalnya, nama Therese rata-rata hanya berganti pasangan
sebanyak 1,1 kali, nama Francese 1,2 kali dan nama Martine 1,3 kali.
Smartdate, situs biro jodoh yang
menyelenggarakan penelitian itu mengatakan bahwa kecenderungan tersebut
dipengaruhi oleh faktor budaya. Nama-nama tradisional untuk perempuan di
Prancis umumnya diakhiri dengan konsonan, sementara nama yang diakhiri
vokal terutama ‘a’ banyak dipakai oleh perempuan moderen dengan gaya
hidup lebih terbuka.
Perilaku seks bebas sering menjadi bagian dari gaya hidup moderen dan
sering memberikan dampak buruk bagi kesehatan reproduksi. Di antaranya
meningkatkan risiko penularan human immunodeficiency virus (HIV) dan
infeksi menular seksual lain termasuk kencing nanah (gonorrhea) dan raja
singa (sifilis).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar